Kisah Syekh Asrori dan Santri Jin


Hadrotu syeikh K.H Asrori al-haq
Karomah Syeikh Asrori - Syeh Asrori dan Santri Jin.
Kisah ini di riwayatkan oleh Alhabib Quraisy Baharun dalam pengajian nya ketika acara haul akbar sunan giri 513, habib Quraisy Baharun beliau adalah murid dari Alhabib Umar Bin Hafidz (tarim : yaman).

BACA JUGA :
 Karomah Habib Umar Bin Hafidz
 Wanita Non Muslim Yang Hafal Al Qur'an
 Sedekah Sayyidina Ali dengan Buah Delima

yang terkenal karena sifat lemah lembutnya kepada orang lain, di tengah kerinduannya beliau habib quraisy kepada gurunya yang jauh karena terpisah oleh jarak dan tempat antara indonesia dan yaman telah terobati karena bertemu dengan Hadrotu syeikh K.H Asrori al-haq.
Beliau habib menyebutkan bahwa kerinduanya atas gurunya yang jauh telah terobati oleh syeh asrori karena menurutnya dari semua tutur katanya dan juga nasihatnya hampir sama dengan gurunya beliau yaitu habib umar.
nasihat nasihat dari syeh asrori yang mengarah kepada hati, yang mengarah kepada ruh,dan yang lekat dengan urusan mahabbah, hakikat dan makrifat menjadi keseharian beliau Hadrotu syeikh asrori dalam setiap lisan tutur katanya, bagi habib sendiri beliau Hadrotu syeikh asrori adalah sosok yang luar biasa dengan semua sifat tawadhunya.
Banyak sekali pengalaman-pengalaman yang telah habib sendiri alami selama lebih dari 10 tahun habib quraisy mengikuti Hadrotu syeikh asrori alhaq, baik yang urusan fisik maun metafisik serta urusan dohir maupun bathin, dan dari sekian banyak pengalaman-pengalaman itu beliau habib menuturkan satu buah kisah.
Pada suatu malam katika habib sudah selesai menghadiri suatu acara di kedinding beliau lalu tidur, Lalu kemudian kira-kira sekitar jam 01:30 malam habib di bangunkan oleh Syeikh dengan sangat pelan sekali dan beliau Syeikh tidak mengatakan apapun maksudnya kepada habib sampai kemudian habib membuka matanya lalu kemudian duduk baru saat itu Syeikh asrori menyampaikan.
Beliau mengatakan, “Habib, barangkali kalau tidak cape mau ikut saya hadir pengajian ?”, Saya bilang “Mau Yai” sahut habib. “tidak usah mandi dan tidak usah pakai sorban juga jubah, cukup wudhu saja nanti turun ke bawah”. Sahut Syeikh asrori.
Lalu kemudian habib masuk kamar mandi dan mengambil wudhu lalu turun kebawah bersama beliau syeikh.
Di depan ruangan kaca yang besar itu sudah sudah ada tiga kursi, dan salahsatu kursi sudah ada yang duduk dan beliau adalah bang nur, bang nur adalah seorang muallaf yang mana sebelum beliau masuk islam bang nur telah bermimpi melihat sosok guru kita semua Hadrotu syeikh, setelah itu bang nur selalu terbayang sosok wajah dalam mimpi itu dan memutuskan untuk mulai mencari dari tempat ke tempat sampai kemudian allah pertemukan bang nur dengan Hadrotu Syeikh.
Pada malam itu saat habib, lalu syeikh dan kemudian bang nur bersama-sama duduk di kursi.
Beliau habib merasa heran dan bingung kenapa pengajian ini tidak ada orang yang hadir, kursinya hanya ada 3 tempatnya juga di halaman dan tidak pula ada karpetnya, Habib berfikir mungkin inilah salahsatu dari keistimewaan dan keistiqmahan beliau Hadrotu syeikh, kita tahu bahwa ketika hadrotu syeikh sudah mengatakan akan ada pengajian pada jam sekian, ada ataupun tidak ada orang beliau adalah orang yang pertama kali duduk dan akan mulai.
Ternyata walaupun dalam suatu majlis ada ataupun tidak ada orang ketika memulai pengajian, bukan berarti tidak ada yang hadir di majlis itu, karena pada malam hari itu habib menyadarinya ketika mereka duduk bertiga lalu kemudian habib di suruh membaca satu sholawat dan satu surat daripada alquran.
Maka ketika kami selesai membaca itu, tiba tiba halaman yang luas itu yang terdapat pagar di sebelah kanan,belakang dan depannya juga terdapat sebuah Mushola kecil yang biasa beliau syeikh solat di dalamnya.
Kemudian di penuhi oleh orang-orang mungkin lebih tepatnya sosok makhluk-makhluk yang seumur hidup habib belum pernah melihatnya. Beliau habib menuturkan ada orang yang kepalanya besar tapi badannya kecil seukuran jempol, ada juga yang memilki telinga yang panjang bahkan sampai menyentuh tanah, ada yang telinganya seperti telinga gajah, ada juga kepalanya kecil tapi matanya besar,  yang memakai anting, memakai gelang, dan juga yang bertanduk, Dan semuanya memenuhi halaman itu.
Habib pun terkaget karena melihat semua itu tetapi habib tidak berani bertanya sedikitpun kepada syeikh pada saat itu,  beliau Hadrotu Syeikh tidak mengatakan sepatah kata apapun yang di dengar telinga, Tetapi makhluk-makhluk yang berkumpul memenuhi halaman itu sesekali bersholawat, sesekali mengatakn Laaihaillah, sesekali juga mengatakan Aamiin, Aamiin padahal pada saat itu habib tidak melihat sedikitpun syeikh berbicara dengan lisannya.
Tetapi habib meyakini bahwa Hadrotu syeikh berbicara dengan makhluk-makhluk itu dengan bahasa yang hanya di ketahui oleh hamba-hamba allah tertentu saja, karena mahkluk-makhluk itu bukanlah bangsa manusia.
Dan setelah itu semua lalu kemudian habib memberanikan diri untuk bertanya kepada Hadrotu syeikh. “siapakah itu yai”. Beliau syeikh mengatakan “itu adalah santri-santri AL Khidmah dan AL fithrah dari bangsa jin”.

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "Kisah Syekh Asrori dan Santri Jin"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel